Sunday 8 November 2009

I'd like to call her ZYA..




Pernahkah kamu menemukan seseorang dan mendadak kamu seperti bercermin??
Atau, tiba-tiba setelah berumur 20an kamu menemukan kembaran kamu yang hilang??
Seseorang yang sama dalam menilai kaum lelaki.
Sama dalam memilih suatu gaya.
Sama dalam suatu permasalahan.
Sama dalam mencari kesenangan.
Bahkan kadang disaat memburu suatu pakaian, kita hampir saling mendahului untuk mendapatkan pakaian yang sama (Hebatnya dia yang terlebih dahulu membelinya dan memamerkan fotonya dengan menggunakan pakaian tersebut dan memberikan judul fotonya "RESMI MILIK ZYA!" aaahhh aku kalah cepat).
Aneh rasanya menemukan seseorang yang hampir sama tindak tanduknya pada kita saat berumur belasan tahun.

***

Hari itu, aku memang sudah berjanji dengan Luki untuk menemani dia ke Grand Indonesia. Setiap bulannya anak-anak Domino di fasilitasi oleh JavaMusikindo dalam hal berpakaian. Mereka di fasilitasi baju dari TopMen dan Zarra, Gratis! dan bebas memilikinya dari harga berapapun. Karena kesibukan Luki, dia tidak bisa menjemput aku, jadi lebih baik aku yang datang ke basecamp untuk menemui Luki dan kita berangkat bersama ke Grand Indonesia.

Sesampainya aku di basecamp sudah ada rumor terbaru yaitu Ifan Domino sudah berpacar. Akhirnya, setelah sekian lama Domino berjalan baru hari itu aku mendengar rumor yang menggembirakan. Ifan yang selama perjalanan domino berawal tidak pernah sekalipun mengenalkan teman wanitanya sebagai pacar. Dan tak lama kemudian ifan datang dengan seorang perempuan. Ifan panjang umur sekali dirimu. Siapa perempuan yang digandeng Ifan? Perempuan yang putih, cantik, gaya dan terlihat sedikit tidak ramah. Ternyata Ifan pintar juga dalam memilih seorang perempun. Tak disangka.

"Eh ada Ifan, darimana Fan??" Aku menyapa Ifan. Karena memang aku lumayan akrab dengan Ifan.

"Jalan-jalan Dith. Eh kenalin nih pacar gw.." Ifan berusaha mengenalkan perempuan itu kepada aku dan luki

"Oh Halo, Ditha..." Aku mengenalkan diri sembari tersenyum ramah. (Menurut aku, tapi menurut dy?? katanya aku kelihatan seperti seseorang yang banyak tingkah..Kamu sendiri yang bilang bukan Zee??)

"Zya"

Sudah? Segitu saja? Tanpa senyum dan hanya tatapan datar sebentar lalu kembali berpaling memperhatikan Ifan. Ya sudahlah, mungkin memang orangnya seperti itu. Wajarlah mungkin dia masih belum nyaman dengan lingkungan barunya.

"Yank, ayo kita berangkat. Anak-anak beberapa udah nunggu di Grand Indonesia" Luki memanggil aku untuk segera berangkat.

"Ki, gw ama cewe gw ikut bareng ya" Ifan meminta izin untuk berangkat bersama aku dan Luki.

"Ya udah, ayo cepet. Tapi elo yang nyetir." Luki meminta Ifan untuk mengendarai mobilnya.

***

Luki masih dalam keadaan proses penyembuhan akibat gejala pembengkakan lever. Dan aku pun dalam proses kelelahan mengelilingi Grand Indonesia hanya untuk melihat-lihat baju yang jelas saja tidak mungkin aku membelinya karena keterbatasan uang yang aku miliki saat itu. Kita berdua memilih untun diam di TopMen agar tidak berpisah dengan anak-anak yang lainnya.

Aku sedang berusaha menemukan paling tidak satu baju yang cocok untuk Luki. Disebelah aku ada Ifan dan Zya yang selalu bergandengan, maklum mereka memang baru pacaran. Saat aku melihat Zya entah mataku yang salah, atau lampu toko yang terlalu redup karena saat itu Grand Indonesia sedang dihadapkan masalah pemadaman listrik secara bergilir, sepertinya jenset yang mall ini miliki tidak cukup mengcover sekian banyak toko yang ada. Zya terlihat pucat dan lemas. Berantemkah anak ini dengan Ifan?

"Kenapa Zee? koq pucet banget? lo sakit?" Aku bertanya karena takut dia kenapa-kenapa.

"Nggak apa-apa" Jawabnya singkat, jelas, padat, dan berbohong.

"Lo kalo sakit duduk diluar aja yuk sama gw, daripada lo malah pingsan" Aku berusaha merayu agar dia mau duduk sejenak menghilangkan kepucatannya.

"Nggak, gw nggak apa-apa koq. Gw sama Ifan aja." Dasar anak ini. Tetap berusaha berdiri disebelah Ifan. Hati-hati pingsan. Tapi yah sudah terserah dia deh. Yang penting aku sudah berusaha ramah dengan anak ini. Dan jawaban kegemaran dia adalah tidak apa-apa.

***

"Yank malam ini aku ada makan dulu sama anak-anak Domino sama mas Adrie. Gimana ya enaknya? Anak-anak pada nggak bawa pacar kesana." Malam itu luki dan anak-anak Domino memang diajak makan oleh Mas Adrie. Dia sepertinya agak tidak enak kalau membawa serta aku dalam acara makan malam tersebut.

"Ya udah, aku nunggu di basecamp aja Yank" Saranku. Saran yang terpaksa karena aku tidak mungkin juga pulang sendiri naik taksi. Kita pergi bersama dari basecamp masa aku mau diturunin ditengah jalan dan pulang ke basecamp dengan berganti pasangan dari pemain band menjadi supir taksi bluebird?

Aku turun di basecamp dan Luki langsung berangkat ke acara makan malam tersebut. Karena di basecamp terhitung sangat bebas, aku memilih untuk menunggu Luki dikamar atas tempat Luki, Ade, Jeje, Ifan tidur. Untung saja dikamar itu ada TV kalau tidak ada apa-apa, mau jadi apa aku berjam-jam menunggu tanpa kejelasan dikamar itu sendirian? Tetapi ketika aku masuk ternyata ada seorang perempuan yang baru aku kenal beberapa hari yang lalu.

"Eh, ada Zya. Nggak ikut Ifan Zee?" Tanyaku

"Enggak, gw disuruh nunggu dikamar aja. Katanya anak-anak lain juga Nggak pada bawa pacarnya." Jawabnya. Dan dia kembali sibuk memainkan BlackBerry-nya. Anak ini sepertinya senang ber-autis-ria dengan BB. Dan betul-betul berisik sekali BB-nya terus berdering tanpa henti, membuat dia lebih sibuk membalas BBM daripada berusaha berbicara dengan aku.

"Untung gw juga nunggu disini, kalo engga sendirian kayak orang bego lo disini." Aku berusaha mencairkan suasana

"Hehehe Iya" Aduh ampun. Kalau dia terus-terusan menjawab sedikit-sedikit seperti ini lebih baik anak ini ikutan kuis cerdas cermat saja deh. Menjawabnya benar-benar seperlunya.

"Eh daripada bosen, lo mending nemenin gw ke PIM aja yux, gw bawa mobil bosen gw nunggu di kamar"

"Hmm ntar kalo Ifan nanyain gimana?" Yah tinggal bilang saja sih, kan sudah ada BBM fasilitas murah dalam memberi kabar.

"Bilang aja lo di PIM sama gw, Ifan pasti ngijinin. Lagian lo juga ga akan gw bawa kabur. Yuk ah, mau ikut ga? gw sih ga akan nunggu disini."

"Ya udah gw ikut deh" Yah, mau juga ternyata dia. Iyalah untuk apa sendirian di kamar? Menjamur di kamar kan jadi tidak lucu hidupnya.

Kita memilih untuk menunggu Luki dan Ifan di Restoran Bistro DeliFrance. Ternyata restoran ini menjadi saksi bisu perbincangan penting akan kita berdua. Zya bercerita semua tentang kehidupannya. Tentang keluarganya, tentang dirinya, tentang keselahan langkah di masa lalunya, tentang dirinya dan mantannya, tentang pandangannya akan kaum lelaki, sampai tentang dirinya dengan Ifan, begitupun sebaliknya. Perbincangan yang memakan waktu lebih dari satu jam, membuat aku terkejut. Anak ini, dulu saat aku seumur dirinya akupun seperti itu. Yah memang ada beberapa perbedaan, tetapi dari 100% suatu kebiasaan 70% aku sama dengan dirinya. Kesamaan ini membuat cairnya suasana dari masing-masing diri kita. Dan mungkin dari kesamaan ini dia berani bercerita semua tentang dirinya, dari yang terbaik hingga yang terburuk.

Malam itu, di restoran itu aku menemukan seseorang yang sama seperti diriku. Seorang teman, adik, sahabat yang memiliki jalan pikir yang hampir sama. Walau kadang tidak dipungkiri kita sering beradu pendapat. Dan saat itu aku bisa melihat diri aku dalam bentukan yang berbeda. Zya, tidak semua orang tau sekecil-kecilnya kehidupanmu, juga tidak semua orang tau sekecil-kecilnya kehidupanku. Banyak dari rahasia hidup kita yang hanya kita berdua yang tahu. Dan sampai detik ini juga detik terakhir dikehidupanku, tidak akan pernah ada sahabat yang semengerti kamu karena kita sama. Zya, apapun keadaan kamu, apapun yang terjadi dengan diri kita tidak akan pernah mengurangi rasa sayang aku sebagai seorang sahabat ke kamu..walaupun sekarang aku lumayan sibuk pacaran hehe..trust me sis..you will always in my heart. Dan kamu memiliki satu tempat khusus dalam hati dan ingatan. Ternyata masing-masing dari kita tidak seburuk yang kita pikirkan bukan?? dimana pun kamu berada sebisa mungkin aku mendampingi disaat sulit dan disaat senang. Walaupun pas jadian dengan si lelaki yang entah siapa namanya kamu tidak cerita..tapi its ok sis...as long as you are happy i would be happy for you too..

My sweet litle sister..Be Good..You are still my lovely litle sister..

A I R A..





AKUAIRA...

Bukankah menyenangkan punya teman wanita yang serupa tak sama dengan kita??
Kita bisa melalui beragam kegiatan bersama..
Belanja pakaian bersama..
Belanja sepatu bersama..
Bercerita tentang pengalaman yang sama...
semua serba sama...

SALAH BESAR!!

Aira..
Dulu pertama melihat yang ada dalam pikiran ku. "Dih ini perempuan..kucel banget sih!!!" begitu pun sebaliknya (setelah dia bercerita pastinya..)

"Dih ini perempuan fashion show banget sih..ke kampus pake heels.."

***

Kampusku bernama ICAT (International Center Applied of Technologhy) karena kampusku merupakan kampus International, agak sedikit sulit sepertinya untuk mempunyai bangunan sendiri dengan keadaan hampir semua dosen di kampusku orang-orang dari India. Mungkin karena faktor tersebut kampusku menumpang bangunan di kampus ITHB. Kampusku hanya sebesar satu lantai di lantai 4 dan setengah dari bangunan ITHB jelas itu bukan masalah karena memang mahasiswanya pun hanya sedikit. Setiap hari aku harus melewati lobby kampus orang lain untuk dapat menaiki lift, bahkan kalo lift mati kadang aku harus menaiki tangga untuk melewati lantai perlantai, kelas perkelas dengan para mahasiswa ITHB yang kebih berhak atas tangga dan lift tersebut.

Dari dulu aku memang sangat memperhatikan penampilan sebagai seorang wanita. Kampusku tidak pernah memiliki peraturan khusus dalam berpakaian. Aku, orang yang sangat menyukai kepadanan warna dari berpakaian aku. Aku, sangat menyukai memakai high heels kemanapun aku pergi (terkecuali ke pasar pastinya...) wajib menata rambut sebelum aku keluar dari kamar dan setidaknya memakai make up walaupun tipis.

Suatu waktu, ketika aku berjalan munuju lift, entah kenapa pagi itu lobby sangat penuh dengan mahasiswa yang sibuk membuat project. Kalau dilihat-lihat mereka pasti anak-anak design yang sedang membuat project yang rumit. Yah, lobby itu memang milik mereka, aku tetap berjalan melewati mereka begitu saja. Saat menunggu di pintu lift, tidak ku pungkiri aku meniliti satu persatu mahasiswa yang sedang tertawa di lobby tersebut. "Orang-orang ini, kekampus koq kayak baru bangun tidur...kucel-kucel..jangan-jangan nggak mandi mereka???".
Pandanganku tertuju pada satu orang perempuan, agak gemuk, dengan kaos belel, rambut yang diikat tidak beraturan, tidak dandan, tidak gaya, berantakan, dan tertawa lepas. Kucel sekucel-kucelnya. Ah sudahlah, untuk apa aku menilai orang sampai seperti itu, toh aku tidak mungkin memiliki teman separah itu. Aku lebih suka bergaul bersama teman-teman yang sama seperti aku yang mencintai keindahan akan berpakaian.

***

"Duh males banget deh hari ini kelas, kemana yah?masa gw diem aja di lobby kayak orang bego??" Aku belum diijinkan memiliki mobil pribadi aku benar-benar tidak bisa beranjak kemana-mana. Diam di lobby yang harusnya ditempati oleh anak-anak ITHB.Masuk kelas saat ini pun tidak mungkin, telat sekali, yang ada aku hanya kena omelan dari dosen.

Saat aku sedang duduk berdiam diri di sofa lobby, tidak berapa lama duduklah seorang mahasiswi. Ketika aku menoleh, "Mampus gw, nih cewe pula duduk sebelah gw. Serem amat sih gayanya? brutal.."

"Sendirian?Kesian banget lo sendirian?" Wanita itu menyapa aku tiba-tiba.

Dengan senyum manis yang aku paksakan aku menjawab "iya.." jujur aku agak takut dengan cara menyapanya yang kasar.

Aku mencoba berbincang dengan wanita itu "Kuliah jurusan apa?"

"Gw?? Gw DKV! Nah elo?Lo anak Aptech ya?" wanita itu menjawab datar.

"Iya, gw anak aptech.." Duh kalau cara bertanya dia dan cara menjawab dia seperti itu terus bisa mati berdiri aku.

"Koq lo ga masuk kelas? Temen-temen lo udah pada ga ada tuh. Lo doank yang masih disini, sendirian pula"

"Hehehe iya, gw males masuk kelas. Udah telat juga lagian daripada gw masuk diomelin dosen, mending gw diem disini ampe tolol" aku berusaha menyeimbangkan omongannya. "Lo sendiri kenapa ga masuk kelas? temen-temen lo juga udah ga ada. Males juga??"

"Iyeee, males lah kalo kelas.." yah sama ternyata, sepertinya hal malas masuk kelas itu dialami oleh semua mahasiswa.

"Eh elo DKV kan? Kalo ga salah gw kenal deh sama dosen-dosen lo. Temen-temen gw dulu soalnya." Aku berusaha mencari penghubung agar dapat berbincang lebih jauh dengan perempuan ini.

"Wah seriusan lo??? Sapa aja emang??" tanyanya.

"Donny, Kang Zacky, Denny, Moeloes, Om Uchi....." jawabku

"Ah gila, itu semua emang dosen gw, temen lo dosen-dosen ternyata yah..emang lo anak design bareng mereka juga?"

"Heh??? Gw?? Bukaaaan...dulu gww pernah bantuin band anak-anak design trus mereka pengurusnya, jadi deket sampe sekarang.." Aku berusaha menjelaskan.

"Eh sorri nama lo sapa??" Hmm tidak seseram yang aku pikir.

"oh Ditha."

"Gw aira. DKV 2004" Wah Aira toh namanya. "Eh cabut aja yuk, kalo diem disini ntar gw ktauan ga masuk kelas, panjang ntar urusannya. Bosen juga gw duduk di lobby doank."

"Mau kemana emang??"

"Ke warnet aja.. Browsing kita..daripada lo juga ketauan.."

"hehe ide yang bagus Ra. Gw ikut kalo gitu!" aku menyetujui ajakannya.

Dari hari itu, dari percakapan yang sederhana itu. Dari pandangan mencibir masing-masing pihak. Dan dari ajakan konyol juga sifat pemalas kita. Tidak akan pernah terfikirkan bahwa dari perbedaan yang besar justru menimbulkan kenyamanan. Dari tahun 2005 Akhir, dimana aku mengenak sosok wanita yang berbeda itu bernama Aira tidak pernah lepas dari kehidupanku sampai detik ini, dan berharap akan terus begitu sampai kita mati. Aira, pertemanan kita yang terlahir dari perbedaan justru mendekatkan kita lebih dalam dari suatu persamaan. Dan sampai detik ini tidak pernah ada perubahan akan kenyamanan berteman dengan seorang perempuan bernama aira. Yang pasti sekarang sudah tidak kucel lagi..Sudah wanita..bukan begitu Ra?
LOVE U ALWAYS SIS..